Etika bisnis telah menjadi bahan perdebatan, berkaca peristiwa kebangkrutan Enron Corporation yang runtuh pada tahun 2001. Beberapa skandal korporasi lainnya juga tidak terlepas dari perilaku pimpinan perusahaan yang melanggar hukum dan etika. Beberapa perusahaan yang terlibat dalam skandal tersebut adalah Enron, WorldCom, Tyco, Rite Aid, Sunbeam, Waste Management, Health South, Global Crossing, Arthur Andersen, Ernst & Young, KPMG, dll .
Penyebab keruntuhan perusahaan besar di Amerika Serikat sebagian besar adalah manipulasi buku.
Kasus pelanggaran juga terjadi di Indonesia. Seperti dalam kasus mafia pajak Gayus Tambunan, seorang petugas pajak. Dia didakwa dengan tiga pasal berlapis tentang korupsi, pencucian uang, dan penggelapan pajak. Kemudian ada skandal bank. Skandal yang melibatkan seorang pegawai senior Citibank, Melinda Dee, yang bertanggung jawab atas 117 kiriman uang tanpa sepengetahuan dan seizin nasabah yang bersangkutan Dan masih banyak lagi kasus KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) di Indonesia. Hingga tahun 2012, Indonesia menduduki peringkat ke-118 Indeks Persepsi Korupsi dari 174 negara Artinya Indonesia menduduki peringkat nomor satu sebagai negara terkorup dan peringkat 174 sebagai negara dengan tingkat korupsi tertinggi.
Hasil temuan Association of Certified Fraud Examiners yang disampaikan dalam Report to the Nation on Occupational Fraud and Abuse menunjukkan bahwa berdasarkan tiga kategori atas kecurangan (penyalahgunaan asset, korupsi, kecurangan atas pernyataan), jenis kecurangan yang terjadi dalam frekuensi tertinggi adalah penyalahgunaan aset, kemudian disusul dengan korupsi, dan yang terendah adalah kecurangan laporan keuangan Namun jika dilihat dari jumlah kerugian yang ditimbulkan, kecurangan laporan keuangan mengakibatkan nilai kerugian yang paling besar.
Menurut Sierles et al. menemukan bahwa perilaku tidak etis di lingkungan pendidikan merupakan prediktor perilaku tidak etis di dunia kerja. Dalam dunia pendidikan sekarang ini, sering terjadi kecurangan yang dilakukan oleh siswa. Di pendidikan menengah (tingkat SMA), 70-80% responden melakukan plagiarisme (plagiarisme, plagiarisme, dll), sedangkan di lingkungan universitas serendah 40-50%. Ingat bahwa 12-24% lulusan perguruan tinggi memberikan informasi yang salah tentang resume / CV mereka
Budaya kecurangan menjadi perhatian di dunia pendidikan saat ini. Selain itu, kebutuhan akan sumber daya manusia yang berkualitas semakin meningkat karena persaingan yang semakin ketat di era globalisasi. Tantangan yang harus dihadapi mahasiswa saat memulai karir adalah profesionalisme. Profesionalisme terdiri dari tiga komponen: keterampilan, pengetahuan, dan integritas yang dibentuk oleh proses. Proses pelatihan mahasiswa menjadi akuntan profesional dibentuk oleh pelatihan.
Dalam dunia pendidikan, pemahaman tentang etika telah disampaikan dan diinternalisasikan sejak masa perkuliahan guna menumbuhkan kesadaran sejak dini dan mencegah kecurangan. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Pendidikan yang ditawarkan, termasuk pendidikan tinggi, menjadi salah satu kunci untuk menjawab tantangan tersebut. Dengan memberikan kurikulum yang berimbang, pelatihan yang diberikan diharapkan dapat menghasilkan calon-calon profesional baru yang berkualitas dan berwawasan luas.
Namun perlu dipertanyakan apakah lembaga pendidikan mampu membentuk sikap dan perilaku etis para profesional tersebut.
Salah satu upaya untuk menghasilkan calon-calon profesional maka di selenggarakanlah mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi di beberapa Universitas di Indonesia.
Dengan memasukkan mata kuliah tersebut ke dalam kurikulum pendidikan akuntansi, diharapkan mahasiswa menjadi seseorang yang beriman dan bertakwa, berkepribadian luhur, berkepribadian kuat, mandiri, tanggung jawab sosial dan kebangsaan, serta berwawasan kemahasiswaan dan bisnis dan akuntansi. profesi dapat meningkatkan kesadaran etis siswa.
Etika mahasiswa diharapkan menjadi dasar bagi mahasiswa untuk menjadi profesional yang sadar akan tanggung jawabnya sebagai akuntan.
Nama Penulis : Wina Arahmah dan Dhea Aprialinita